Senin, 27 Juni 2011

Hingga kamu lulus & lebih kuat...

6/27/2011 W. Wardani


Jenuh, sesak, sedih, mutung, nangis-nangis ampe pusing kepala dkk. Entah kenapa selama hampir 8 bulan terakhir ini setiap ada sesuatu hal atau permasalahan atau apalah, kudapati diriku menjadi berbeda dg waktu2 sebelumnya. Sepanjang waktu kujumpai aku adalah orang yang sangat kekanakan, penuh dg negative thinking, minderan, pendek cara fikirnya & ngambekan wal hasil semua keputusan & tindakan berbuah penyesalan. Semuanya itu berasa sampai mentog. Gak ada okenya sama sekali. Malu campur sedih campur galau dan gundah gulana datang secara rutin. Sungguh sangat menyiksa, menyesakkan, jenuh & selalu uring-uringan...

Hmm...dalam muhasabah panjang, ada sebuah pertanyaan bertubi-tubi. “Apa yang salah denganku?”, “Apa yang terjadi dengan diriku, pikiranku n etc.?”. Hingga pada sebuah pertanyaan, “Apa yg sedang Allah ajarkan padaku?”. Yap, dari pertanyaan terakhir kutemukan sebuah hubungan sebab-akibat yang dahsyat antara do‘a yg kupanjatkan saat itu dengan semua ini. Subhanallah…


*******
Malam ini, dengan sebuah tujuan untuk entry post kubuka  qowyyulazmi dan dengan iseng setelah berhasil nge-post aku buka sebuah tulisan yang berjudul "Selamat datang 21-tahunku."

Hmmm…Jger...Lap..lap…Duar…berasa seperti tersambar halilintar (lebay.com). Ternyata ada untaian do’a untuk sebuah peningkatan kualitas hidup yang kupanjatkan pada Allah SWT. Sebuah resolusi diri yang berjudul “Menjadi Dewasalah”. Sebuah do’a dan harapan untuk bisa menjadi dewasa dalam menjalani kehidupan. Jujur, ternyata semua yang terjadi selama ini adalah sebuah jalan untuk menjadikanku lebih dewasa.

Sejenak teringat penggalan tausyah yang berbunyi “Ketika engkau memohon kekuatan maka Allah akan memberikan cobaan untuk engkau hadapi.  Ketika engkau memohon kebijaksanaan maka Allah akan memberikan rintangan untuk cari jalan keluarnya”. Yap, kalo untukku bunyinya, “Ketika engkau memohon kedewasaan maka Allah akan memberikan segala keinginan dan permasalahan agar engkau belajar mengendalikan diri”, ya mungkin itu lebih pas. (selfmotivating.com) ^_^

Subhanallah, ternyata Allah sedang mengajarkanku tentang “Kedewasaan”, Allah sedang menunjukkan jalan untuk “Menjadi Dewasa” dan Allah sedang memberikan jalan ijabah untuk do’aku menjadi “Lebih Dewasa”.

Lagi-lagi teringat sebuah pesan singkat dari seorang guru “Allah mengujimu pada titik kelemahanmu, tak akan selesai hingga engkau menjadi lebih kuat & lulus dr ujian itu”. Ya, sampai pada titik terlemah kita. Ketika kita sedang belajar berjalan maka Allah akan memberikan kita sandungan yang menjatuhkan, di situlah Allah menguji, mampukah kita bangkit, mampukah kita mencoba lagi untuk berjalan. Jangan khawatir!, tak akan lagi kita jatuh setelah kita mahir berjalan apalagi berlari, karena kita memang telah lulus. Jika terkadang kita harus jatuh maka disitu ada yang harus kita introspeksi, mungkin kita memakai sandal yang salah atau tidak focus melihat jalan saat melangkah.

Terimakasih, Allah. Terimakasih untuk sebuah kuliah intensive pendewasaan di 21 tahun yang indah
...Thank you, Allah…

 *******
Untukmu yang selama ini menjadi korban sikap kekanak-kanakanku, untukmu yang selama ini tiada lelah mengingatkanku untuk belajar “menguasai diri”, untukmu yang tiada jemu mengingatkanku “be positive thinking”, semoga hanya keikhlasan yang meliputimu atas sikap-sikapku yang menyakitkan dan mungkin membosankan. Terima kasih atas kesabaranmu yang terus mengalir bersama kenakalnaku. Aku mencintaimu Bapak, Ibu, Mas Ari, Mas Wisnu, dua kakak iparku, Orange Umar, adik-adik Tsurayya, dan semua yang ada disekitarku. Ana uhibbukum fillah. Segala do’a kebaikan tercurah untukmu semuaaaa… Thank You Allah…

“Allah mengujimu pada titik kelemahanmu. Tak akan selesai hingga engkau menjadi lebih kuat & lulus dari ujian itu.”
-(sang guru@halaqoh'09)-

Minggu, 26 Juni 2011

Adakah yang lebih jauh dari masa lalu...?

6/26/2011 W. Wardani

Dalam sebuah ta‘limnya, Imam Gozhali bertanya pada murid-muridnya,
“Apakah sesuatu yang keberadaannya terjauh dari diri kita...?”
 
Muridnya menjawab,
Negeri China.
 
Al gozhali menjawab, 
“ya, itu tidak salah, namun yang paling benar, yg terjauh dari diri kita adalah Masa Lalu.
 
Beliau melanjutkan,
“kita tak akan pernah bisa menuju ke tempat itu, dengan apapun kendaraanya, secanggih apapun alatnya”.

Karena hidup adlh waktu yang terus berjalan maju, maka tentukan sekarang juga, Ingin Dikenang Seperti Apakah Diri Kita...?

Selamat bermuhasabah sjenak sebelum mata terpejam mengakhiri hari ini.. Smoga Allah & seluruh makhluqnya ridho dg apa yg tlh qt perbuat unt mereka sedari pagi...

-QOWYYULAZZMI@stuffyroom23.30-

...yang telah padam bara jiwanya...

6/26/2011 W. Wardani


Tetes air hujan itu tak lagi dingin menghujamnya tbuhnya
Semilir angin pagi tak mampu lagi menyejukkannya
Terik mentari itu tak lagi menyengat kulitnya
Benar-benar telah lumpuh saraf-saraf raganya
Sungguh telah padam bara jiwanya yang sempat menggelora
Terhempas, terseret oleh detik waktu yg berlalu
Mati rasa, mayat hidup atau apalah namanya

Hei, lihat!
Dia masih berkedip
Dia masih bernafas, tersengal, tersedak dan pilu
Bulir2 kecil itu mmbasahi pipinya yg jelita seakan ia berkata

Hei, rasakan!
Jantungnya berdetak
Membisik pelan namun jelas

Rupanya masih ada harap dlm hatinya
Masih ada rindu dlm dadanya
Masih ada azzam dlm jiwanya

Dia sedang rindu
rindu pada Tuhannya
Untuk sedekat dulu kala layaknya kekasih yg diliputi cinta...

Dia berharap kembali bergerak
Untuk secekat masa lalunya layaknya buroq mengantar RosulNya...

Masih ada azzam yg akan mengantarkan ia pd saat indah di akhir waktunya...


Need an Invite?

Want to attend the wedding event? Be our guest, give us a message.

Nama Email * Pesan *