Sabtu, 06 Agustus 2011

This is LIFE!

8/06/2011 W. Wardani

Tak selamanya azzam kita kencang mengikat segala kemalasan, menaklukkan segala  bentuk ketakutan, memusnahkan segala belenggu dan membuka tabir menuju cahaya terang benderang.

Ada kalanya azzam ini tak lagi melejitkan semua indra, memanjangkan langkah, memuncakkan energi tak kenal kata lelah dan menyerah, menajamkan penglihatan, pendengaran dan penciuman, melantangkan suara berapi-api, dan menghentakkan langit dan bumi.

Tanpa terduga, tiba-tiba kekuatan itu lenyap, azzam itu hilang entah tak dapat lagi ditelusuri kemana arah membawanya pergi.
Jangankan melangkah, merangkak itu sudah lebih dari cukup. Jangankan berteriak, berbisik itu sudah luar biasa. Apalagi menghentakkan seisi bumi, melangkah saja tak kuasa.

Saya belajar… 
Inilah sejatinya hidup. Ada pilihan, ada konsekuensi, ada pembelajaran, ada perbaikan, ada komitmen. Satu hal yang pasti adalah setiap sesuatu yang Allah kehendaki pasti terjadi pada makhluk-Nya. Adalah kita belajar bagaimana memaknai hidup dengan sesama manusia untuk Yang Maha Hidup dan untuk Kehidupan yang Kekal abadi di kemudian hari...
Saya belajar...
Terkadang memang kita harus dilempar sekeras-kerasnya kelantai dasar dari puncak gedung tertinggi, untuk bisa memantul ke atas lebih tinggi dan semakin membumbung tinggi. Seburuk apapun keadaanmu tidak pernah Allah menghendaki keburukan untuk hambanya karena semua keputusannya adalah terbaik dan selalu terbaik...

Kamis, 04 Agustus 2011

Antara Sabar dan Syukur

8/04/2011 W. Wardani

Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama."
(Sambutan Rasulullah junjungan kita menyonsong datangnya ramadhan).

Alhamdulillah, kita masih diberi waktu hingga bertemu hari ke tiga Ramadhan ini, semoga waktu yang diberikan ini benar-benar senantiasa kita lalui dengan kebaikan-kebaikan sebagai wujud rasa syukur kita pada Allah SWT.
Malam ini Allah mengarahkan langkah saya untuk kembali menunaikan tarawih di Masjid Fatimah, tempat favorit. Dalam tausyah ini kembali saya diingatkan tentang betapa beruntungnya menjadi seorang muslim. How can...? Yup, terus baca sampai habis yaa... 


ANTARA SABAR DAN SYUKUR
Oleh: Al Ustadz_4Ramadhan @ Masjid Raya Fatimah
*disajikan dengan beberapa penambahan oleh owyyul azmi*

Dari Suhaib r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)
 
Makna Hadits Secara Umum:
Setiap mukmin digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai orang yang memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’. Pesona yang berpangkal dari adanya positif thinking seorang mukmin.

Ketika mendapatkan kebaikan, ia refleksikan dalam bentuk syukur terhadap Allah swt. Karena ia paham, hal tersebut merupakan anugerah Allah. Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah positif baginya.
Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, ia akan bersabar. Karena ia yakin, hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi dirinya yang ada rahasia kebaikan di dalamnya Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah swt.

Sebagai contoh ketika seseorang mukmin sedang diberikan ujian atau cobaan berupa sakit, maka dengan penuh kesadaran ia kemudian mencoba untuk mengevaluasi diri (muhasabah) dan menyadari bahwa sakit ini merupakan sebuah ujian yang akan menggugurkan dosa-dosanya.
Bagi seorang mukmin sesungguhnya dalam sakitnya terkandung tiga kebaikan yaitu:
·           Allah mengingatkan seorang manusia melalui sakit yang dideritanya bahwa sekuat apapun, sehebat apapun, sekaya apapun ia tetaplah makhluk, tidak memiliki kekuatan sedikitpun kecuali dengan izin Allah SWT, karena bisa jadi selama ini kita lalai untuk mengingat ke-Maha Besar-an Allah, kita terlalu sombong dengan ke-duniawian kita. Maka sudah selayaknya jika kita menyelipkan syukur meskipun dalam keadaan sakit. Bagaimana tidak, melalui sakit tersebut ternyata Allah masih menyayangi kita lantaran kita masih diingatkan oleh-Nya. Adalah sebuah kerugian ketika Allah sudah membiarkan kita dalam kesesatan. Naudzubillah!

·           Allah sedang membersihkan dosa-dosa manusia melalui sakit yang diberikan-Nya.
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”. (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
Bahkan di dalam satu lagi riwayat, Rasulullah bersabda bahawa dengan hanya tertusuk duri sekalipun, Allah bersedia untuk meninggikan darjat seseorang itu dan menghapuskan satu kesalahan dirinya.

·           Allah mengabulkan do’a-do’a orang yang sedang tertimpa sakit
Bahwa hati seseorang yang sedang dalam ujian sakit sangat dekat dengan Allah SWT.

Subhanallah, benar-benar menakjubkan. Itulah sebuah kenikmatan yang mungkin selama ini kita kurang menyadarinya. Kenikmatan ini tidak diberikan kepada selain orang-orang yang beriman.

Allahu a’lam bishshowab...

Semoga saya pribadi dan kita semua senantiasa dikaruniai kesadaran dan kemampuan untuk bersabar dalam ujian dan bersyukur dalam setiap nikmat yang diberikan...Amin

Rabu, 03 Agustus 2011

Sudah luruskah NIAT kita...?

8/03/2011 W. Wardani

Hari kedua berlalu, hiks...hiks... Sedikit menyesal, hari ini banyak banget tidurnya...huft!.
Hari ini tidak seperti kemarin-kemarin, karena buka puasanya agak sedikit heboh jadi untuk mengejar ke Masjid Fatimah di tengah kota sepertinya tidak cukup waktunya. Akhirnya saya dan orange umar memilih untuk tarawih di Masjid Ust.Rodhi, lumayan dekat dengan kontrakan.

Di Masjid ini, dalam tausyahnya saya kembali diingatkan tentang NIAT. Seorang penceramah dengan sedikit terbata-bata mencoba untuk mengingatkan dirinya dan semua jama’ah tentang “Apa niatan yang mendasari kita melakukan ibadah puasa...?”


Sudah luruskah NIAT kita...?
Oleh: Al Ustadz_3 Ramadhan @ Masjid Pak Rodhi

Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR,Bukhari, Muslim)

Begitulah bunyi dari hadits pertama dalam Hadits Arba’in yang ditulis leh Imam An Nawawi. Kenapa hadits ini diletakkan diurutan yang pertama, tentunya hal ini merupakan sebuah isyarat bahwa niatan kita dalam melakukan apapun amalan adalah sebuah kunci pertama diterima atau tidaknya amalan kita. Niat adalah hal utama dan pertama yang harus diamalkan sebelum kita mengamalkan amalan apapun itu.

Sebagaimana ibadah puasa yang sedang kita jalani hari-hari ini. Mari kita bertanya secara jujur pada diri kita, pada hati kita masing-masing, apakah niat yang mendasri kita berpuasa, berlapar-lapar dan dahaga...? Begitu juga mari kita jawab dengan jujur atas pertanyaan tersebut. Karena Allah...? Karena malu dengan orang-orang terdekat kita...? Atau hanya sebatas menjalankan rutinitas tahunan saja...? Lalu, mari kita berkaca, mengevaluasi dan ketika memang masih terselip niatan-niatan yang selain karena mengharap ridho Allah SWT marilah kita beristighfar, mohon ampun kepada Allah SWT, selagi masih terbuka pintu ampunan itu.

Mari berhati-hati, karena niat adalah syarat akankah amalan kita diterima atau ditolak. Mari bersyukur atas waktu yang masih Allah berikan kepada kita untuk bertemu dengan bulan yang sungguh sangat mulia ini, maksimalkan ibadah, jangan siakan waktu yang ada, kembali jaga kelurusan niat-niat kita, karena bisa jadi ini ramadhan terakhir bagi kita... Astaghfirullahaladzim...

Allahu a’lam bishahowab, semoga bermanfaat...

2 Syarat Puasa!

8/03/2011 W. Wardani

Seperti janji saya kemarin untuk ngepost tausyah tarawih, ini akan saya ceritakan ulang apa yang disampaikan oleh Ustadz. Hanifullah Sukri di masjid Fatimah tadi malam..



IMAN wa IHTISABAN, syarat MUTLAK PUASA!
Oleh Ust.Hanifullah Sukri_2 Ramadhan @ Masjid Raya Fatimah.

Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan Imanan dan Ihtisaban maka akan di ampuni oleh Allah dosa-dosanya yang telah lalu.”

Imanan dalam menjalankan ibadah puasa yang dimaksud di atas adalah sebuah keyakinan seorang hamba dalam menjalankan ibadah puasa, yaitu keyakinan bahwa perintah puasa ini adalah sebuah perintah dari Allah SWT sehingga dalam menjalankannya tidak ada keragu-raguan dan didasari niatan yang lurus untuk Allah dan karena Allah SAJA! Bukan yang lainnya. Cukuplah Allah yang melihat setiap amalan kita, cukuplah ridho Allah yang kita harapkan di setiap amalan-amalan kita.

Ihtisaban, secara bahasa berarti “hitung-hitung”, kata ihtisaban berasal dari “hasiba, yaksibu” yang artinya menghitung. Yang dimaksud di sini adalah mengevaluasi, muhasabah diri, dan berhati-hati, artinya dalam melalui hari demi hari di bulan yang penuh dengan keutamaan ini, kita dianjurkan untuk senantiasa mengevaluasi diri, muhasabah dan senantiasa berhati-hati, jangan sampai 30 hari ini berlalu begitu saja. Mari setiap hari kita mengevaluasi diri tentang hal-hal buruk apa saja yang sudah dilakukan pada hari ini, kekurangan-kekurangan di hari ini, hendaknya kita tidak ulangi di hari berikutnya, sehingga setelah 30 hari kita menempa diri maka akan lahirlah pribadi yang jauh lebih baik di awal syawal nanti. Allahuma amin.

Setelah kita memahami dua syarat mutlak tersebut, maka dihasilkan 4 macam tipe manusia yang telah melalui bulan ramadhnannya, mau menjadi manusia yang manakah diri kita...?, silahkan dipilih empat pilihan dibawah ini:
1.     Puasa dengan Imanan wa Ihtisaban
Maka apa yang Allah SWT janjikan akan diperolehnya, yaitu ampunan atas dosa-dosanya yang telah lalu.
2.     Puasa dengan imanan tanpa ihtisaban
Maka puasanya tidak batal artinya tetap sah ibadah puasanya, namun ia tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosanya yang telah lalu.
3.     Puasa tanpa imanan namun hanya ihtisaban
Hal ini sama dengan kita menggarami lautan, yaitu melakukan ibadah yang sia-sia karena seseorang hanya akan merasakan lapar dan dahaga dan Allah SWT juga tidak akan menerima ibadahnya. Maka berhati-hatilah jika puasa kita hanya dilakukan karena malu dengan tetangga, malu dengan adik kita yang masih SD tapi sudah puasa sehari penuh, malu dengan istri atau suami kita, Naudzubillah!.
4.     Puasa tanpa imanan dan ihtisaban
Bukan hanya sia-sia, namun merugilah orang yang berpuasa tanpa dua syarat diatas.
Sedikit memang, namun apalah artinya sesuatu yang banyak jika tidak bisa kita amlkan. Sebuah tausyah singkat untuk mengingatkan diri saya sendiri dan kita semua, semoga yang sedikit ini bermanfaat, dan Allah memberikan kita kekuatan untuk mengamalkan kebaikan. Amin.

Senin, 01 Agustus 2011

ADAB – ADAB BERPUASA

8/01/2011 W. Wardani

Disampaikan oleh Al Ustadz - 1 Ramadhan @ Masjid Raya Fatimah Surakarta
*Diketik oleh Qowyyul azmi dengan beberapa penambahan dan editan*

Dalam tausyah mengenai adab - adab berpuasa ini ada 5 adab yang dismpaikan Ustadznya...cekidot!:

1.     Niat karena Allah SWT
Pengamalan adab yang pertama ini hendaknya niat dilakukan ketika malam hari sebelum puasa atau sebelum mulai berpuasa. Niat tidak diperbolehkan diamalkan ketika pagi setelah puasa dimaulai atau siang harinya. Hal ini dikarenakan niat adalah salah satu syarat diterima atau tidaknya sebuah amal. Ini menunjukkan betapa pentingnya niat disetiap amalan yang kita lakukan hingga Imam An Nawawi meletakkan hadits ini di urutan pertama dalam Hadits Arba’innya.
“Sesungguhnya diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR,Bukhari, Muslim)

2.     Melakukan makan sahur dan mengakhirkannya
Betapa banyak dintara kita yang males-malesan bangun dini hari hanya untuk makan. Ada sebagian yang beranggapan “tanpa sahur juga kuat kok sampai sore” , “males ah bangun pagi-pagi”, “ngantuk” , “gak bisa nelen makanan” de el el. Apapun kondisi dan alasan untuk penolakan terhadap makan sahur saya sarankan untuk tetap berusaha mengamalkannya karena ternyata ada banyak rahasia di balik makan sahur lhoh.

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Bersahurlah kalian, karena pada santap sahur itu ada keberkahan.” (HR. Bukhari, Muslim)
“Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walau kalian hanya meminum seteguk air, karena Allah ‘Azza wa Jalla dan para malaikat mendoakan orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad)

“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah pada makan sahur.” (HR. Muslim)

Ada lagi satu sunnah yang berkaitan dengan makan sahur yang bisa kita amalkan yaitu mengakhirkan makan sahur. Ini dia haditsnya:
“Para sahabat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling bersegera dalam berbuka puasa, dan paling akhir dalam sahurnya.” (HR. Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra)
Nah, mungkin ada yang bertanya-tanya, kapan kita harus menghentikan makan sahur...? Maka jawabnya adalah kira-kira selama bacaan 50 ayat Al *ran sebelum Adzan Shubuh.

3.     Menahan diri dari hawa nafsu
“Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar saja.” (HR. Ahmad No. 9685, Ibnu Majah No. 1690, Ad Darimi No. 2720)
Dari hadits di atas kita dianjurkan untuk enahan diri dari berkata-kata kotor, menahan diri dari berteriak-teriak, menahan diri dari berperangai buruk, dan bertindak bodoh agar dalam menjalankan puasa kita tidak hanya mendaptkan haus dan lapar akibat sikap kita, perbuatan kita dan tindak-tanduk kita tak ikut berpuasa. Haus dan lapar kita bisa menahan tetapi ternyata nafsu yang lainnya masih kelayapan menguasai diri kita, Nudzubillah.
Maka tidak heran ketika bulan Ramadhan ini adalah bulan latihan (riyadho an nafs) bagi kita, bulan berbenah diri bagi kita, membersihkan hati dan jiwa dari segala bentuk penyakit hati dan kemaksiatan-kemaksiatan yang membutakan hati untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

4.     Bersifat Dermawan
“Dari Abu Hurairah radhiallahu `anhu, dia bercerita, Rasulullahshallallhu `alayhi wasallam bersabda, "Setiap amal anak Adam akandibalas berlipat ganda. Kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya sampai700 kali lipat.” (HR.Bukhari-Muslim)
Sungguh inilah ramadhan, bulan dimana setiap amal kebaikan akan mendatangkan pahala yang banyak kemudian berlipat-lipat. Maka setiap kebiakan apa yang kita keluarkan akan mendatangkan kebaikan yang berlipat-lipat sebagai balasan dari Allah SWT.
Maka dalam persiapan Ramadhan sangat dianjurkan untuk kita juga mempersiapkan finansial. Finansial yang akan kita gunakan untuk berbagi dengan yang lain, dengan mereka yang embutuhkan uluran tangan kita untuk bahagia bersama-sama. Mari berbagi, bersedekah, berinfak dan jangan lupa zakatnya. Semoga Allah semakin memperkaya kita dengan kebaikan dan kebarokahan disepanjang hidup kita.

Sebagaimana yang Rasulullah telah contohkan berikut ini:
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin menjadi-jadi saat Ramadhan apalagi ketika Jibril menemuinya. Dan, Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan dia bertadarus Al Quran bersamanya. Maka, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam benar-benar sangat dermawan dengan kebaikan melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari No. 3220)
Tak ada salahnya juga jika sesekali kita memberikan makan dan minum buka untuk saudara kita, rekan-rekan kita, atau adik-adik TPA atau sesekali meluangkan diri ke tempat-tempat panti sosial untuk berbagi nikmatnya berbuka bersama mereka...
“Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang itu.” (HR. At Tirmidzi No. 807)
5.     Perbanyak tillawah
“Jibril menemuinya (nabi) pada tiap malam malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al Quran bersamanya.” (HR. Bukhari No. 3220)
“Puasa dan Al-Quran itu akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada harikiamat kelak. Di mana puasa akan berkata, `Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makanan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan akuuntuk memberi syafaat kepadanya`. Sedangkan al-Quran berkata, `Akutelah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankanaku untuk memberi syafaat kepadanya`." Beliau bersabda, "Maka keduanyapun memberikan syafaat". (HR. Ahmad, al-Hakim, dan Abu Nu`aim, shahih.)
Bukan hanya sekedar dibaca yang pasti, namun juga bagaimana kita berupaya untuk memahami arti dan maksud dari tiap-tiap ayat yang kita baca.
So, berapa kali target anda untuk khatam dalam Ramadhan kali ini, Win...? (*hmm, jedok-jedok kepala...)
6.     Menyegerakan berbuka
Dug...dug...dug...dug... Jika suara bedug dan adzan telah berkumandang, maka bersegeralah berbuka, jangan di tunda. Segera berdo’a dan basahi kerongkongan kita dengan air dan kurma lalu baca lagi do’a dalam hadits di bawah ini sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT.
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika sedang berbuka puasa dia membaca: “Dzahaba Azh Zhama’u wab talatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.” (HR. Abu Daud)
Yap, sekian 6 adab-adab puasa yang disampaikan dalam tausyah Tarawih di malam pertama, InsyaAllah akan ada tmbahannya lagi, semoga ustadznya gak lupa untuk melanjutkan tausyahnya...hehe... Sedikit, semoga bermanfaat. Happy Fasting, 4 all muslim...

Marhaban Ya Ramdhan...

8/01/2011 W. Wardani

“Wahai pencari kebaikan, sambutlah, dan wahai pencari kejahatan kurangilah. Dan Allah membebaskan orang-orang dari neraka,dan itu berlangsung setiap malam bulan Ramadhan” (Al Hadits)


Ramadhan yang dirindui datang lagiiii...yeey! ^_^
Alhamdulillah, masih terharu biru, masih bergetar-getar, bahagia berjuta rasa atas nikmat yang luar biasa, berjumpa dengan Ramadhan yang sudah lama kurindukan...

Ada yang berbeda disetiap ramadhan yang kulalui, tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini ramdhan terakhirku sebagai mahasiswa kebidanan UNS (Pasti! Tidak ada keraguan, hehe)
Ini ramadhan terakhirku di Solo. (Sepertinya begitu)
Ini ramadhan terakhirku bersama yang tercinta, Orange Umar dalam satu atap.
Hmmm...tak mengapa, semuanya yang berawal pasti ada akhirnya. Ada kenangan-kenangan terindah yang tak akan terlupa dalam setiap Ramadhan yang kulalui di Kota Solo ini. Ada momentum-momentum bersejarah di setiap tahun yang kulalui antara satu ramadhan ke ramadhan berikutnya. Sungguh Ramadhan adalah waktu-waktu berharga di mana kualitas hidup kita dalam satu tahun setelah ramadhan berlalu adalah cerminan dari kualitas ramadhan yang kita lalui sebelumnya. So, Tak ada alasan untuk tidak bergegas menyambut berjuta kebaikan yang Allah beirikan di Bulan mulia ini.

Ramadhan kali ini juga banyak yang terasa berbeda salah satunya adalah tempat saya melakukan Sholat Tarawih. Tidak seperti biasanya yang hanya di sekitar kampus. Kalo tidak Nurul Huda ya Al Fajar atau Al Ma’arij atau di Baitu Ridho. Sekarang agak jauh, di tengah-tengah kota. Masjid Raya Fatimah adalah pilihan saya sekarang. Tempatnya nyaman dan InsyaAllah bisa membantu saya untuk khusyu’, karena kata Salim A. Fillah dalam bukunya Bahagianya Merayakan Cinta, ia mengatakan bahwa selain kualitas thaharahnya, pemahaman tehadap ibadah yang dilakukan, ternyata kenyamanan tempat juga salah satu media yang bisa mendatangkan kekhusyu’an dalam beribadah.

Nah, itu dia. Sepenggal pembukaan...hehe... Afwan kalo jadi mendzolimi.Hehee...

Okey, InsyaAllah mulai hari ini sampai akhir Ramadhan nanti, InsyaAllah saya akan menuliskan Ceramah/ Tausyah yang saya dapatkan di setip Sholat Tarawih... Semoga bermanfaat...

Silahkan dilihat Next Post dalam “Ramadhan Mubarok”

Need an Invite?

Want to attend the wedding event? Be our guest, give us a message.

Nama Email * Pesan *