Selasa, 29 November 2011

maka itu bukan dosa baginya...

11/29/2011 W. Wardani




ketika kain penutup yg lebar ini menjadi pembatas antara komitmen kami terhadap kebenaran dengan kebebasan kalian dalam bertindak...
ketika rasa kepedulian kami yang tak pernah jenak dengan sesuatu yg terserak lagi sia-sia memisahkan kita dengan kebiasaan kalian berfoya-foya lagi semaunya dlm bekerja...
ketika ghiroh dan kesiapsiagaan kami yg telah biasa tersulut memisahkan kita dengan segala sesuatumu yg lamban lagi tertunda-tunda...

walana a'maluna walakum a'malukum....
ikhwah...

inilah kehidupan nyata, bukan lg dunia kampus yang smuanya ada dibawah kendali kita...
ikhwah...

diluar sana dunia nyata menanti kita, dakwah pasca kampus yg penuh dg dinamika...
Tersikut, tersudutkan, terhempas, terkucilkan dan semua tantangan itu menanti kita...
Siapkah kita untuk menghadapinya dg tetap menjaga kebersihan hati, kepedulian trhadap skitar dan profesionalitas...???

Senin, 28 November 2011

dirimu tidak lebih tahu....

11/28/2011 W. Wardani


Sesungguhnya Dia Yang Menciptakan diri-diri kitalah yang sangat mengetahui segala sesuatu tentang kita, tentang hati kita, tentang kebutuhan kita dan tentang apapun sungguh Dia jauh lebih mengetahui dari pada diri kita sendiri.

Ketika kita telah memiliki seratus impian dan harapan, maka itu tidak salah. Sungguh, sama sekali tidak salah karena memang kita hanya diberikan kewenangan sampai pada titik perencanaan lalu mengusahakan semaksimal mungkin.
Ketika kita telah mengusahakan segala sesuatu yang kita impikan dan harapkan namun ternyata apa yang kita usahakan itu tidak membuahkan hasil sebagaimana yang kita rencanakan maka kita pun juga tidak bersalah karena kewajiban kita setelah berusaha adalah bertawakkal kepadaNya yang memiliki kewenangan untuk menetapkan segala seuatu yang terbaik untuk hambaNya.

Mau marah...? atau menyesal...? atau putus asa...?
Silahkan...! Jika dirimu memang belum menyadari bahwa sehebat-hebatnya dirimu maka engkau tetaplah manusia yang hanya memiliki kewenangan untuk merencanakan kehidupan sesuai versi kita, mengusahakannya lalu bertawakkal akan hasilnya. Tidak bisa lebih dari itu, sampai pada masa dimana unta dpat memasuki lubang jarum pun ketetapan itu tidak akan berubah karena memang diri kita tidak jauh lebih tahu tentang apa yang kita butuhkan daripada Dia yang telah menciptakan kita. Bukankah Allah telah mengajarkan dan menyadarkan kita manusia dengan ayatnya bahwa,
Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi pula engkau menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu. Sungguh Allah lebih mengetahui sedangkan kamu tidak.
(QS. Albaqoroh:216)
Mau berhenti bermimpi...?
Silahkan...! Namun sejenak ingatlah bahwa mimpi dan harapan-harapan akan masa depanmu adalah bara api energi untukmu bergerak menutup masa lalu yang penuh debu dan menyambut hari esok yang masih suci. Ia adalah lecutan untukmu mempercantik pribadi menjadi lebih memesona dari hari ke hari. Ia adalah tangan-tangan kokoh yang merobek kekecewaan di penghujung hari lalu melapangkan hatimu seraya meyakinkanmu bahwa mentari akan muncul lagi dihari esok membawa harapan baru untukmu.

Mau berputus asa lalu mencincang impian yang telah terangkaikan...?
Silahkan...! Namun sejenak ambilah cermin besar dan lihatlah dirimu saat ini di cermin itu lalu tengoklah seperti apa dirimu dulu...? Jika engkau menemukan dirimu yang lebih ramah hari ini, jika engkau menemukan dirimu yang lebih dewasa hari ini, jika engkau menemukan dirimu yang lebih memesona dengan hati yang sholih hari ini, jika engkau menemui dirimu yang lebih santun dengan kerendahan hati hari ini, jika engkau menemui dirimu yang lebih membahagiakan orang-orang disekelilingmu hari ini maka masihkah engkau akan berputus asa...? padahal seandainya engkau mau membuka mata hatimu lebih jauh bahwa apa yang engkau temui hari ini adalah buah dari ikhtiar maksimalmu menggapai satu dari beberapa mimpimu untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk agama dan sebanyak-banyaknya umat melalui salah satu jalur dari profesimu. Jika saat ini engkau belum mendapati jalur itu, maka bisa jadi memang Allah lebih mengetahui bahwa itu bukanlah yang engkau butuhkan saat ini melainkan sebenarnya jalur yang lainlah yang engkau butuhkan.
Bukankah Allah lebih mengetahui segala sesuatu yang kita butuhkan daripada kita sendiri, maka Allah akan memenuhi semua kebutuhan kita. Ingat!, Allah akan memenuhi semua kebutuhan kita bukan semua keinginan kita. Namun sangatlah mudah bagi Allah memenuhi keinginan kita jika memang apa yang kita inginkan itu sejalan dengan apa yang kita butuhkan.
Bahkan ketika engkau tidak mencapainya saat ini maka itu bukan berarti tidak tercapai selamnya, percayalah masih ada harapan bersama terbitnya surya di esok hari.
Lalu pikirkan sekarang...? masih mau menghapus mimpi-mimpi itu...? kataku “jangan!” karena tidak ada kerugian sedikitpun ketika engkau telah bermimpi dan berharap sesuatu untuk masa depanmu, tetaplah genggam mimpimu, usahakan semampumu dan lihatlah apa yang terjadi pada dirimu sembari berbahagia menerima kejutan-kejutan yang mungkin belum pernah kau bayangkan...


_qowyyulazmi@dreamvillage_

Rabu, 23 November 2011

semua butuh usaha....

11/23/2011 W. Wardani


semua butuh usaha
iman tak semerta-merta terbang setinggi himalaya dalam dada
yaumiyah yg senantiasa terjaga
itulah sayapnya menjulang ke angkasa

semua butuh usaha
tak semerta-merta hati menjadi suci tanpa noda
dzikir oleh lisan dalam diam 
taubatan di penghujung malam melepas cengkraman dosa-dosa seharian
itulah pengurai noda pencuci hati yang hampir mati

semua butuh usaha
tak serta merta orang berbaik hati
jika engkau menyulut api maka mereka akan menyiramkan bensin
jika engkau menabur benih padi kesejahteraan maka mereka akan membantumu
menyiangi rumput yg menghalangi

hei! 
ini bukan alam mimpi
bukan pula negeri dongeng ini dunia fana!
apa yang kau tanam maka itu yang kau tuai
jangan berharap menuai tanpa mau menanam

semua butuh usaha
bukan tetangga juga saudara, bukan orang tua, bukan kerabat ataupun sahabat, bukan mereka yang akan mengusahakannya untukmu melainkan dirimu sendiri untukmu sendiri!



Minggu, 20 November 2011

Sudah menggebu, tapi....

11/20/2011 W. Wardani
 
Sedang menggebu-gebu untuk mulai nulis tentang kebidanan, kebetulan sudah diberi kesempatan sama Allah untuk ngadem di Kampus "Hijau" UNS Solo, tepatnya di Prodi Kebidanan selama 4 tahun silam. Khawatir ilmunya kelamaan mengendap di kepala dan sulit diuraikan pas dibutuhkan suatu hari atau mungkin setiap saat, sudah saatnya untuk ditebar sedikit demi sedikit lewat Qowyyulazmi. Di sisi lain, ingin sedikit melonggarkan isi otak juga biar bisa dituker dengan ilmu-ilmu baru yang lainnya...

karena kata orang
otak kita ibarat ember atau gelas. Kalau otak kita sudah penuh maka kita harus mengeluarkan sedikit yang telah tersimpan supaya bisa di isi lagi dengan yang baru
kata Rasul SAW juga, 
Bahwa ilmu yang bermanfaat adalah amal yang tak terputus oleh kematian. Pahalanya akan terus mengalir sejauh ilmu itu mengalir, ia yang akan menemani setiap kita yang telah tinggal menetap di alam barzah... (hmmm...merindings....)
Kalau mau jujur sebenarnya ini sudah sangat menggebu-gebu, tapi masih belum nemu ujungnya mau dimulai dari manaaaa......??   >__<
Mohon do'anya, semoga bisa selaras anatara niat dan seluruh badan untuk merealisasikan, S.E.G.E.R.A.!

Tanya siapa...?

11/20/2011 W. Wardani

Saat sedang terjun payung dalam laga kefuturan
Siapa yang akan membawa jiwamu mendaki menapaki tangga puncak keimanan
Saat sedang malas dan lamban memenuhi panggilan penghambaan
Siapa yang akan menggerakkan kakimu untuk bersegera dalam kebaikan
Saat sedang kecewa atas harapan dan impian yang tak kunjung datang
Siapa yang akan membuka kelapangan hatimu pada keoptimisan

Siapa lagi kalau bukan saya sendiri...?
Bukankah Allah tiadak akan merubah nasib suatu kaum
Melainkan ia merubahnya sendiri


Siapa lagi kalau bukan saya sendiri...?
Untuk iman yang terus membara dalam dada
Untuk penghambaan yang senantiasa terjaga
Untuk harapan yang akan terus ada meraih cita

Siapa lagi kalau bukan saya sendiri...?
Ketika diri merasa sendiri di tepian desa yang sunyi
Siapa yang akan meramaikan hari memanggil mereka yang pernah singgah di hati
Ketika langkah mulai lelah dan tak berdaya menentukan arah
Siapa yang akan merehatkan sejenak agar kaki dapat diayunkan kembali
Ketika merasa perangai tak memesona sebagaimana manusia beragama
Siapa yang akan menuntun jiwa dan raga kepada perbaikan


Wahai makhluk berakal
Wahai manusia yang sebaik-baik penciptaan
Masihkah engkau kebingungan?
Masihkah juga hati bertanya siapa?
Siapa lagi kalau bukan saya sendiri?

Jumat, 18 November 2011

Tengoklah ke bawah lalu bersyukurlah!

11/18/2011 W. Wardani


Lihatlah mereka yang berada di bawahmu agar engkau selalu bersyukur pada Rabbmu atas apa yang engkau miliki saat ini dan bersabar atas apa yang sedang engkau usahakan...
.......................................

    Pagi ini memang aku berniat untuk jalan kaki dengan ibu, menghirup udara segar pedesaan di pagi hari sembari olahraga dan membeli belanja untuk di masak hari ini. Ternyata niat itu hanya sebatas niat dan ibuku akhirnya berjalan sendiri.
     Seperti biasa di desa saya, setiap pagi akan banyak manusia berada di luar rumah untuk sekedar menyapu halamannya, jadi bisa dibayangkan jika berjalan pagi sekitar 1km dan di sepanjang jalan itu terdapat 20 rumah penduduk maka gigi ini seakan kering karena harus banyak tersenyum dan menyapa. Tak mengapalah, Insya Allah jika dilakukan dengan ikhlas maka ini adalah amal baik yang siap dipanen di akhirat kelak.
    Sampai di sebuah rumah yang sangat jauh dari layak, langkah ibu dihentikan oleh seorang wanita janda paruh baya. Namanya Bu Lasih, tapi kami biasa memanggilnya dengan  “Mbak Sih”. Beliau janda yang sholih, usianya sekitar 40-an dengan dua anak laki-laki. Jagoannya yang pertama saat ini tengah menghuni LP di kotamadya dan jagoan keduanya masih duduk di bangku SMK. Kenapa saya bilang beliau sholih? Karena hampir setiap azan berkumandang dari surau kami maka di antara hitungan jari wanita yang mengikuti sholat berjamaah beliau menduduki peringkat pertama yang paling jarang absen.

 Beliau cukup dekat dengan keluargaku karena sesekali kami membutuhkan tenaganya untuk membantu menghaluskan pakaian habis cuci di rumah saya. Beliau bekerja serabutan, buruh tani kalau lagi musimnya dan juga buruh rumahan kalau ada yang sedang membutuhkan. Kalu memang di satu hari tidak dibutuhkan orang maka secara logika dan matematis sudah bisa dipastikan beliau tidak makan, namun Allah Maha Kaya jadi bisa saja beliau tetap makan apapun makanannya asal halal untuk mengganjal lilitan lapar.
“Kok buru-buru bu warno? monggo sini mampir dulu di gubug saya“, sambil menghentikan ayunan sapu beliau menarik tangan ibuku dan menghentikan langkahnya. Maka ibuku pun berhenti dan mendekati Mbak Sih sembari duduk di halaman.
“Kenapa mbak Sih kok berkaca-kaca?”, ibuku berbisik lirih di dekat telinganya.
“Setiap sholat malam saya menangis bu, sulit sekali mendapatkan sumber untuk menyambung hidup”, beliau berbisik lirih kepada ibuku dan bulir bening membasahi pipinya yang meggurat jelas oleh usia dan kerasnya bergelut dengan kerasnya kehidupan.
“Saya bekerja di rumah orang dari jam 8.00 sampai jam 13.00 diberi upah 10.000 per hari dan itupun masih diolor sama majikan saya kadang sampai jam 15.00”, ia mulai terisak.
Lanjutnya,” setiap pagi anak saya sekolah dengan uang saku Rp 5.000 itupun kadang- kadang saja, karena saya juga harus menjenguk anak saya yang di LP Madiun setiap minggu, sisanya untuk makan sedapatnya”.
“Beberapa hari yang lalu saya membutuhkan uang untuk biaya sekolah anak saya, akhirnya saya berniat meminjam ke majikan lalu diberilah saya uang sebesar 600.000, tapi ternyata majikan saya bilang bahwa itu adalah gaji saya selam 2 bulan ke depan”, tubuhnya semakin berguncang sembari mengutarakan kesedihannya itu.
Lanjutnya, “tiga perempat uang itu sudah untuk sekolah anak saya dan sisanya untuk biaya hidup selam 1 minggu ini, saya harus bertahan selama 1 bulan 3 minggu atau 7 minggu ke depan, saya bekerja tanpa gaijan dan itu berarti juga saya tidak tahu harus makan dari mana setiap harinya”.
Ibuku terdiam, menarik nafas panjang dan bersyukur dalam hatinya bahwa keluarga kami masih diberikan kenikmatan yang berlimpah sembari menenangkan dan menguatkan Mbak Lasih.
Sampai di sini ibu saya bercerita dengan detail tentang jalan-jalan paginya, selebihnya kami berfikir dan belajar atas pelajaran fajar yang mengharukan.

...........................
Quote of today: 
Jika Allah masih membukakan mata kita di pagi hari ini, maka Allah juga tidak akan menyia-nyiakan hambaNya tanpa sebutir nasi, selembar kain dan sejengkal keteduhan dari sengatan panas dan deraan hujan karena kata Rasul bahwa suatu jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rezekinya
Trimakasih Ya Allah untuk pengingatan pagi yang membuat kami malu semalunya atas ibadah yang lamban, atas keluhan yang selalu muncul daripada syukur dan kesabaran. Senantiasa ingatkan kami disaat kami lalai Ya Robb dan jangan Engkau hukum kami dengan hukuman yang tak mampu kami pikul sebagaimana orang-orang terdahulu. Istiqomahkan kami di jalanMu, Ya Robb hingga husnul khotimah...Amiin.

Kamis, 17 November 2011

sedikit memutar arah, tak apalah....

11/17/2011 W. Wardani
 
Sedang menggebu-gebu untuk mulai nulis tentang kebidanan, kebetulan sudah diberi kesempatan sama Allah untuk ngadem di Kampus "Hijau" UNS Solo, tepatnya di Prodi Kebidanan selama 4 tahun silam. Khawatir ilmunya kelamaan mengendap di kepala dan sulit diuraikan pas dibutuhkan suatu hari atau mungkin setiap saat, sudah saatnya untuk ditebar sedikit demi sedikit lewat Qowyyulazmi. Di sisi lain, ingin sedikit melonggarkan isi otak juga biar bisa dituker dengan ilmu-ilmu baru yang lainnya...

karena kata orang
otak kita ibarat ember atau gelas. Kalau otak kita sudah penuh maka kita harus mengeluarkan sedikit yang telah tersimpan supaya bisa di isi lagi dengan yang baru
kata Rasul SAW juga, 
Bahwa ilmu yang bermanfaat adalah amal yang tak terputus oleh kematian. Pahalanya akan terus mengalir sejauh ilmu itu mengalir, ia yang akan menemani setiap kita yang telah tinggal menetap di alam barzah... (hmmm...merindings....)
Kalau mau jujur sebenarnya ini sudah sangat menggebu-gebu, tapi masih belum nemu ujungnya mau dimulai dari manaaaa......??   >__<
Mohon do'anya, semoga bisa selaras anatara niat dan seluruh badan untuk merealisasikan, S.E.G.E.R.A.!

Hingga telah sempurna rizkinya...

11/17/2011 W. Wardani


Bahkan bermacam-macam hewan yang tanpa akal itu tidak pernah pulang ke huniannya di petang hari dengan perut yang lapar
Tanpa akal pun dia masih tahu bersyukur pada penciptaNya
dengan bahasanya ia senantiasa terjaga dalam tasbih memuji Tuhannya
Lalu bagaimana bisa kita yang diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan lengkap dengan akal masih ragu akan rizki atas diri kita...?
Bukankah Allah tidak menciptakan makhlukNya melainkan telah ditetapkan atasnya rizkinya sejauh lima puluh ribu tahun sebelum alam semesta tercipta...?
Semuanya telah tercatat rapi dalam lauhul mahfuz
Tak akan tertukar satu dengan yang lainnya
Tak akan terganti karena pena telah diangkat dan tinta telah mengering



Rasul saw. berpesan:
Malaikat Jibril membisikkan di dalam hatiku, bahwa suatu jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan carilah (rezeki) dengan cara yang baik —halal, proporsional dan tidak tersibukkan dengannya— dan hendaklah tertundanya (lambatnya datang) rezeki tidak mendorong kalian untuk mencarinya dengan kemaksiatan kepada Allah, karena sesungguhnya keridhaan di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan ketaatan kepada-Nya (HR Abu Nu’aim, al-Baihaqi dan al-Bazar dari Ibn Mas’ud).



Imam Hasan al-Bashri pernah ditanya tentang rahasia zuhudnya.Beliau menjawab, 
“Aku tahu rezekiku tidak akan bisa diambil orang lain.Karena itu, hatikupun jadi tenteram. Aku tahu amalku tidak akan bisa dilakukan oleh selainku. Karena itu, aku pun sibuk beramal. Aku tahu Allah selalu mengawasiku. Karena itu, aku malu jika Dia melihatku di atas kemaksiatan. Aku pun tahu kematian menungguku. Karena itu, aku mempersiapkan bekal untuk berjumpa dengan-Nya.”

Rabu, 16 November 2011

Harapan itu masih ada, kawan!

11/16/2011 W. Wardani
 
Sedang menggebu-gebu untuk mulai nulis tentang kebidanan, kebetulan sudah diberi kesempatan sama Allah untuk ngadem di Kampus "Hijau" UNS Solo, tepatnya di Prodi Kebidanan selama 4 tahun silam. Khawatir ilmunya kelamaan mengendap di kepala dan sulit diuraikan pas dibutuhkan suatu hari atau mungkin setiap saat, sudah saatnya untuk ditebar sedikit demi sedikit lewat Qowyyulazmi. Di sisi lain, ingin sedikit melonggarkan isi otak juga biar bisa dituker dengan ilmu-ilmu baru yang lainnya...

karena kata orang
otak kita ibarat ember atau gelas. Kalau otak kita sudah penuh maka kita harus mengeluarkan sedikit yang telah tersimpan supaya bisa di isi lagi dengan yang baru
kata Rasul SAW juga, 
Bahwa ilmu yang bermanfaat adalah amal yang tak terputus oleh kematian. Pahalanya akan terus mengalir sejauh ilmu itu mengalir, ia yang akan menemani setiap kita yang telah tinggal menetap di alam barzah... (hmmm...merindings....)
Kalau mau jujur sebenarnya ini sudah sangat menggebu-gebu, tapi masih belum nemu ujungnya mau dimulai dari manaaaa......??   >__<
Mohon do'anya, semoga bisa selaras anatara niat dan seluruh badan untuk merealisasikan, S.E.G.E.R.A.!

Selasa, 15 November 2011

merajut lagi yang telah terurai

11/15/2011 W. Wardani

belum lama aku melemparnya
dari tempat tertinggi ke tanah keras lagi tandus
atas rasa kecewa dan putus asa
atas segenap luka yang menyayat jiwa

pecah berkeping tak berupa
kutinggalkan begitu saja
tanpa sesal setitikpun
kesal tak berkesudahan

hari ini ku lihat kepingan yang berserakan
ia adalah mimpi yang pernah kugengam erat di hati
lama mengendap dan terpatri
namun ku lihat ia hancur berkeping saat ini

sejenak ku terdiam
mengenang indah caranya menggerakkan kakiku
melangkah menyusuri jalanan penuh harapan
mengingat kuatnnya ia menarikku ke depan dan maju
bergerak mengubah rintangan menjadi asa dan kekuatan

ada rindu perlahan mengisi kalbu
ada sedikit tanya, mengapa harus berhenti?
jika adanya adalah gerak
haruskah mimpi itu hilang ditalan keputusasan?
jika hadirnya adalah perubahan
haruskah mimpi itu terhapus oleh kekecewaan?

ku dekati kepingan itu
dengan segenap harap kuambil satu persatu
dengan kebesaran hati ku rekatkan pecahan itu
sulit memang, mustahil memang
tapi, bukankah kita mempunyai Tuhan
sangat mudah bagi-Nya menungkinkan kemustahilan

merangkai kembali kepingan mimpi
merajut lagi yang telah terurai
bermimpilah tanpa batas ruang tanpa sekat waktu

_qowyyulazmi@dreamvillage_



karena aku bukan kamu

11/15/2011 W. Wardani
 
Sedang menggebu-gebu untuk mulai nulis tentang kebidanan, kebetulan sudah diberi kesempatan sama Allah untuk ngadem di Kampus "Hijau" UNS Solo, tepatnya di Prodi Kebidanan selama 4 tahun silam. Khawatir ilmunya kelamaan mengendap di kepala dan sulit diuraikan pas dibutuhkan suatu hari atau mungkin setiap saat, sudah saatnya untuk ditebar sedikit demi sedikit lewat Qowyyulazmi. Di sisi lain, ingin sedikit melonggarkan isi otak juga biar bisa dituker dengan ilmu-ilmu baru yang lainnya...

karena kata orang
otak kita ibarat ember atau gelas. Kalau otak kita sudah penuh maka kita harus mengeluarkan sedikit yang telah tersimpan supaya bisa di isi lagi dengan yang baru
kata Rasul SAW juga, 
Bahwa ilmu yang bermanfaat adalah amal yang tak terputus oleh kematian. Pahalanya akan terus mengalir sejauh ilmu itu mengalir, ia yang akan menemani setiap kita yang telah tinggal menetap di alam barzah... (hmmm...merindings....)
Kalau mau jujur sebenarnya ini sudah sangat menggebu-gebu, tapi masih belum nemu ujungnya mau dimulai dari manaaaa......??   >__<
Mohon do'anya, semoga bisa selaras anatara niat dan seluruh badan untuk merealisasikan, S.E.G.E.R.A.!

Need an Invite?

Want to attend the wedding event? Be our guest, give us a message.

Nama Email * Pesan *